Prodi Sosiologi - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Sejarah dan Perkembangan Program Studi Sosiologi

Keberadaan Program Studi Sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara masih relatif muda dibandingkan fakultas lain yang ada di USU. Program Studi Sosiologi pertama kali didirikan berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Sumatera Utara No. 1181/PT.05/C.80 Tanggal 1 Juli 1980, kemudian diperkuat dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0535/O/1983. Sejalan dengan perubahan status USU menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN) pada tahun 2003, terjadi pula perubahan nama dari Departemen menjadi Program Studi Sosiologi.

Tuntutan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, termasuk pendidikan di Program Studi Sosiologi, membuat Program Studi ini terus berbenah diri dan melakukan konsolidasi baik dalam bidang administratif, maupun bidang sumber daya manusia dalam rangka mempersiapkan staf edukatif yang lebih profesional.

Dengan pertimbangan ketersediaan tenaga edukatif dan administratif, Program Studi Sosiologi baru dibuka pada tahun 1983. Pada waktu itu, pemilihan jurusan belum dilakukan berdasarkan seleksi masuk perguruan tinggi, melainkan dilakukan pada semester tujuh (VII). Berdasarkan minat mahasiswa sendiri. Baru pada tahun 1987, setelah dipertimbangkan dari seluruh perangkat staf edukatif maupun administratif, maka Program Studi Sosiologi mulai menerima mahasiswa/i yang berminat melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nsional Masuk Perguruan Tinggi Negeri), Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN) sekarang berubah nama menjadi Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi (SBMPTN).

Pada saat itu dirasakan masih ada keterbatasan baik dari segi kuantitas maupun kualitas staf edukatif, sehingga secara terus menerus jumlah dosen ditambah dan dilakukan program pendidikan lanjutan bagi para dosen di berbagai perguruan tinggi terkemuka baik dalam negeri maupun luar negeri, sehingga pada saat ini mayoritas dosen telah berpendidikan Magister (Strata – 2) dan beberapa di antaranya telah meraih gelar Doktor (Strata – 3), bahkan profesor. Peningkatan kualitas pendidikan dosen akan terus dilakukan hingga seluruh dosen memiliki pendidikan Doktoral (Strata -3).